Analisis STEM dalam implementasi Kurikulum 2013
Analisis STEM dalam implementasi Kurikulum 2013
A. Pengantar
Pembelajaran sains berbasis STEM dalam kelas didesain untuk memberi peluang bagi peserta didik mengaplikasikan pengetahuan akademik dalam dunia nyata. Pengalaman belajar sains berbasis pendidikan STEM mengembangkan pemahaman peserta didik terhadap konten sains, kemampuan inovasi dan pemecahan masalah, serta keterampilan soft skills antara lain komunikasi, kerjasama, dan kepemimpinan. Pembelajaran sains berbasis STEM yang telah dilakukan di banyak negara dapat menumbuhkan minat dan motivasi peserta didik untuk melanjutkan studi dan berkarir dalam bidang profesi iptek, sebagaimana dibutuhkan negara saat ini dan di masa datang.
B. Analisis STEM pada Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 sudah diimplementasikan secara bertahap sejak tahun pelajaran 2013/2014 di sejumlah satuan pendidikan meliputi SD, SMP, SMA, dan SMK. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Dalam rangka mewujudkan manusia Indonesia yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif maka pembelajaran di kelas harus mengarah pada pencapaian tujuan Kurikulum. Hal tersebut dieksplisitkan dalam Permendikbud tentang Standar Proses, dimana dinyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kurikulum 2013 menerapkan pendekatan ilmiah (saintifik) dalam pembelajaran dan penilaian otentik yang menggunakan prinsip penilaian sebagai bagian dari pembelajaran. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran diperkuat dengan menerapkan model pembelajaran discovery/ inquiry learning, problem based learning dan project based learning.
Dalam rangka penguasaan kecakapan abad 21 maka pembelajaran IPA dipandang bukan hanya untuk pengalihan pengetahuan dan keterampilan (transfer of knowledge and skills) saja kepada peserta didik, tetapi juga untuk membangun kemampuan berpikir tingkat tinggi (analitis, sintesis, kritis, kreatif, dan inovatif) melalui pengalaman kerja ilmiah. Untuk membelajarkan peserta didik pada aras berpikir tingkat tinggi, pendekatan STEM saat ini menjadi alternatif yang dapat digunakan untuk membangun generasi yang mampu menghadapi abad 21 yang penuh tantangan. Melalui pendidikan STEM, peserta didik belajar menjadi pemecah masalah, inovator, pencipta, dan kolaborator dan terus mengisi jalur kritis insinyur, ilmuwan, dan inovator yang sangat penting bagi masa depan.
Materi ajar untuk pendekatan STEM tentunya harus disesuaikan dengan karakteristik pembelajaran STEM. Tidak semua topik sains pada kurikulum dapat dibelajarkan menggunakan pendekatan STEM hal ini sesuai dengan karakteristik keilmuannya. Selain itu pada pembelajaran STEM konsep, prinsip, dan teknik dari sains, teknologi, enjiniring, dan matematika digunakan secara terintegrasi atau terkoneksi dalam pengembangan produk, proses, dan sistem yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Untuk mengidentifikasi topik-topik yang dapat diajarkan dengan pendekatan STEM dapat dilakukan dengan menganalisis materi/ topik/ konsep sains pada kurikulum 2013. Identifikasi dilakukan terhadap Kompetensi Dasar (KD) pada ranah pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kegiatan perancangan baik itu berupa proses, sistem, maupun produk. Hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah analisis STEM pada topik terpilih. Pada proses analisis ini harus diidentifikasi kegiatan-kegiatan yang sesuai pada keempat ranah sains, teknologi, enjiniiring, dan matematika.
Pada kegiatan analisis kurikulum untuk perencanaan pembelajaran dengan pendekatan STEM dapat dilanjutkan dengan merumuskan indikator pencapaian kompetensi (IPK) sebagai penanda pencapaian KD yang dapat diukur/ diobservasi yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Kriteria yang dapat digunakan dalam menyusun IPK yaitu Urgensi, Kontinuitas, Relevansi, Keterpakaian (UKRK). IPK ini juga harus menggambarkan pencapaian hasil belajar dengan pendekatan STEM.
Berikut ini materi analisis STEM pada pembelajaran IPA dalam Implementasi Kurikulum 2013.
- Materi Analisis STEM dalam implementasi Kurikulum 2013 dalam bentuk (word)
- Materi Analisis STEM dalam implementasi Kurikulum 2013 dalam bentuk (PPT)
Berikut ini contoh analisis STEM pada pembelajaran IPA dalam Implementasi Kurikulum 2013
- LK 2.1_Formatnya
- LK 2.1_hasil dari kolaborasi IPA & Kompetensi Keahlian TPm (Mapel DPTM)
- LK 2.2_Formatnya
- LK 2.2_hasil dari kolaborasi IPA & Kompetensi Keahlian TPm (Mapel DPTM)
Tidak ada komentar